KONSERVASI GEDUNG KESENIAN JAKARTA
Bangunan gedung kesenian Jakarta yang berada di Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta Pusat ini merupakan salah satu bangunan lama peninggalan pada masa penjajahan Belanda. Fungsi utama dari bangunan ini sendiri yaitu sebagai penampung kegiatan seni dan pameran seperti drama, teater, film, sastra, dan lain sebagainya. Gedung ini beride dari Gubernur Jendral Belanda, Deandels. Direalisasikan oleh Gubernur Jendral Inggris, Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814. Gaya designdan arsitekturalnya terpengaruh oleh arsitek perwira Jeni VOC, mayor Schultze. Luas areanya sendiri memiliki luas sebesar 6,605.14 m², dengan luas bangunan sebesar 2,451.72 m².
Akses Menuju Gedung Kesenian Jakarta pun terbilang mudah. Pertama bangunan ini dilalui oleh jalan utama. Kedua akses jalan ini pun di lewati banyak tranpsortasi umum karena pada dasarnya area ini berupa area wisata Kota Tua. Hal ini menyebabkan dari segi posisi gedung kesenian Jakarta terbilang strategis dan memiliki potensi.
pencapaian menuju Gedung Kesenian Jakarta Menggunakan Bus dan angkutan umum
pencapaian menuju Gedung Kesenian Jakarta Menggunakan KRL
Dari segi arsitektur sendiri bangunan ini memiliki gaya Klasik dari segi fasad dan interiornya, hal ini disebabkan pembangunan Gedung Kesenian Jakarta pada saat itu, Indonesia dijajah oleh Belanda sehingga aliran budaya Arsitekturnya pun ikut terpengaruhi. Dapat dilihat dari bagian fasad bangunan terdapat pilar-pilar pada tampaknya, kemudian mengambil warna dominan putih dengan detail-detail ukirannya.
Bagian interiornyapun terasa kental dengan aliran budaya klasik pada era saat itu. Khususnya pada area teaternya, begitu masuk kedalam area teater kesan Monumental sangat terasa dalam teater ini. Tujuannya sendiri pun agar rasa dan emosi yang ada didalam teater itu lebih tersampaikan. Dapat dilihat dari detail-detail yang ada di interior seperti ukiran-ukiran, ceilling yang membentuk setengah dome dan terdapat chandelier yang menggantung dan menjadi fokal point bagi area ini.
Kekurangan Gedung Kesenian Jakarta
Karena pada dasarnya fokal point dari bangunan ini yaitu bagian fasad dan teater pelestarian arsitekturnya masih sangat terasa dan terjaga. namun area-area lain seperti ticketing, lobby, ruang tunggu dan lainnya terkesan tidak terawat maupun menarik. Hal ini seharusnya menjadi perhatian juga untuk konservasi dari bangunan tersebut. Sehingga tidak terkesan setengah-setengah dalam perawatan dan pelestarian Gedung Kesenian Jakarta itu sendiri.
Maka dari itu saya menyarankan agar konservasi dari Gedung Kesenian Jakarta tidak hanya berfokus pada bagian-bagian ruangan dominan saja, namun berfokus juga pada seluruh bagian bangunan. Seperti bagian lobby, tiketing, kamar mandi dan lainnya. Sehingga bangunan peninggalan sejarah dari era Belanda ini dapat bertahan dan dinikmati oleh generasi-generasi penerus selanjutnya.
Comments
Post a Comment