SEJARAH GEDUNG KESENIAN JAKARTA
Bangunan gedung kesenian Jakarta yang berada di Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta Pusat ini merupakan salah satu bangunan lama peninggalan pada masa penjajahan Belanda. Fungsi utama dari bangunan ini sendiri yaitu sebagai penampung kegiatan seni dan pameran seperti drama, teater, film, sastra, dan lain sebagainya. Gedung ini beride dari Gubernur Jendral Belanda, Deandels. Direalisasikan oleh Gubernur Jendral Inggris, Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814. Gaya designdan arsitekturalnya terpengaruh oleh arsitek perwira Jeni VOC, mayor Schultze.
Pada mulanya bangunan gedung kesenian Jakarta ini dinamakan "Military Theater Venue". Dibangun atas nama tentara Inggris dengan kapasitas sebesa 250 orang. Fungsi pada mulanya sebagai tempat penghiburan bagi tentara Inggris dari tahun 1811 - 1816, pada era Inggris bangunan ini masih memiliki struktur bangunan dari bambu. Pada tahun 1816 pemerintahan inggris mengembalikan bangunan ini kepada pemerintahan belanda. Kemudin bangunan ini kembali berfungsi pada April 21, 1817 oleh Belanda. Pada tahun 1821 pemerintah Belanda mengubah bangunan ini menjadi struktur yang lebih permanen dari pada bambu. Arsitek pada era Belanda yaitu J.C. Schultze dan kontraktornya yaitu Lie Atjie yang mengambil material dari Spinhuis untuk teater yang akan di redesign ini. Proses konstruksinya dilakukan selama 14 bulan. Bangunan teater ini berubah menjadi gaya Neoklasik dan berubah nama menjadi Schouwburg Weltevreden atau dapat dikenal sebagai Gedung Komedi.
Pada mulanya bangunan ini menggunakan lilin dan minyak tanah untuk penerangan didalam bangunannya. Kemudian penerangan diganti menggunakan gas pada tahun 1864. Kemudian penggunaan listrik baru diterapkan pada bangunan ini tahun 1882 tetapi pada area luar bangunan masih menggunakan penerangan gas sampai dengan tahun 1910.
Kemudian menjelang kemerdekaan Indonesia bangunan ini digunakan sebagai tempat pertemuan dan kongres.Seperti pada tahun 1926 gedung ini digunakan untuk Kongres Pemoeda yang pertama. Pada 29 Agustus 1945, Presiden RI pertama Ir. Soekarno meresmikan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan beberapa sidang dilaksanakan di gedung ini. Dan masih banyak momen-momen penting dan bersejarah lainnya yang pernah dilaksanakan di gedung ini.
Kemudian gedung ini berubah nama lagi menjadi Bioskop Diana pada tahun 1968. Pada tahun 1970, teater ini berubah menjadi bangunan cinema untuk pertunjukan film cina, dikenal sebagai City Theater.
Pada tahun 1984 berdasarkan hukum bangunan ini kembali menjadi fungsi utamanya lagi. Dilakukan renovasi besar-besaran senilai 3miliar rupiah. Pada 5 September 1987 diubah namanya menjadi Gedung Kesenian Jakarta yang kita kenal hingga sampai dengan sekarang.
-http://www.tribunnews.com/travel/2015/09/16/gedung-kesenian-jakarta-saksi-bisu-pentas-seni-zaman-belanda-hingga-era-sekarang
-https://en.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Art_Building
Comments
Post a Comment