Keadilan
2015, INDONESIA MASIH BELUM MERDEKA.
Tujuh belas agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap setia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap setia
Membela negara kita
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap setia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap setia
Membela negara kita
H. Mutahar
Kita semua tau lagu yang dituliskan diatas. Lagu itu merupakan lagu yang selalu dinyanyikan ketika 17 Agustus penanda hari kemerdekaan Indonesia. Namun apakah kemerdekaan telah didapat oleh seluruh rakyat Indonesia seperti yang selalu kita elungkan?
Bagi saya kemerdekaan belum lah merata untuk seluruh rakyat Indonesia. "Loh? kan udah ga ada penjajahan lagi? Udah ga ada penjajah dari Belanda dan Jepang lagi?" Pasti pertanyaan seperti itu muncul dibenak kalian. Penjajahnya bukan lagi dari negara lain, melainkan dari negara kita sendiri. Rakyat Indonesia telah dijajah oleh negara kita sendiri. Secara tidak langsung dinegara kita muncul hukum secara lisan bahwa rakyat kecil harus dimonopoly oleh raykyat besar. Berikut berita yang saya rangkum :
JAKARTA—Dengan wajah nelangsa, Nuryana, 22, menceritakan kepada wartawan pengalaman pahitnya ketika bekerja di pabrik panci di Kampung Bayur Kopak, Desa Lebak Wangi, Sepatan, Tangerang.
Dalam waktu enam bulan dia bekerja di pabrik milik Juki Hidayat itu, tidak sepeser pun uang yang diterimanya, padahal anak ke enam dari tujuh bersaudara itu bekerja untuk membantu orangtuanya.
Setiap hari, kata Nuryana, dia dan teman-temannya harus bekerja lebih dari 12 jam untuk membuat 200 panci. Jika tidak mencapai target, lanjutnya, para pekerja akan disiksa dan dipukul. Mereka bekerja mulai jam 5.30 pagi hingga jam 1 malam, hanya . mereka hanya diberi makan nasi putih, tahu dan tempe.
Usai bekerja, para pekerja tinggal di sebuah ruangan berukuran 4 meter X 6 meter yang berada di belakang pabrik. Di dalam ruangan kecil itu terdapat kamar mandi, namun tidak ada ventilasi udara, dan mereka hanya diberi dua tikar yang sudah rusak untuk tidur. Ruangan itu kemudian dikunci dari luar.
Pria asal Cianjur ini bekerja di pabrik itu atas ajakan seseorang yang dia kenal dari temannya. Dia diiming-imingi mendapat gaji Rp 600 ribu per bulannya.
Tindakan tidak manusiawi yang diberikan kepada para buruh di pabrik panci itu membuat sejumlah pekerja berusaha untuk melarikan diri, seperti Darmin. Ada yang berhasil dan ada yang tidak.
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Lies Sulistiani menyatakan pihaknya akan berupaya memulihkan trauma para korban serta memfasilitasi para korban untuk meminta ganti rugi kepada pelaku.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Timor Pradopo berjanji akan menindak tegas aparatnya yang turut terlibat dalam kasus perbudakan di Pabrik panci di Tangerang, Banten.
Praktek penyekapan dan perbudakan buruh di pabrik panci ini terkuak setelah dua buruh di pabrik itu berhasil melarikan diri dan melapor ke pos polisi setempat serta mengadu ke Komnas HAM dan Kontras Jakarta.
Padahal sudah sangat jelas tertera di Pancasila "Kemanusiaan yang adil dan beradab" dan "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" bagaimana bisa seseorang yang memiliki akal memperlakukan sesama manusia seperti itu. Inilah yang membuat saya prihatin, pada disaat negara kita susah semua rakyat Indonesia bersatu menjadi satu bangsa tanpa pandang bulu, membuat kita menjadi kuat dan solid. Namun ketika Negara kita bebas dan menjadi satu bagian utuh, kita malah cerai-terberai dan tidak memiliki rasa sosial antara sesamanya.
Dalam waktu enam bulan dia bekerja di pabrik milik Juki Hidayat itu, tidak sepeser pun uang yang diterimanya, padahal anak ke enam dari tujuh bersaudara itu bekerja untuk membantu orangtuanya.
Setiap hari, kata Nuryana, dia dan teman-temannya harus bekerja lebih dari 12 jam untuk membuat 200 panci. Jika tidak mencapai target, lanjutnya, para pekerja akan disiksa dan dipukul. Mereka bekerja mulai jam 5.30 pagi hingga jam 1 malam, hanya . mereka hanya diberi makan nasi putih, tahu dan tempe.
Usai bekerja, para pekerja tinggal di sebuah ruangan berukuran 4 meter X 6 meter yang berada di belakang pabrik. Di dalam ruangan kecil itu terdapat kamar mandi, namun tidak ada ventilasi udara, dan mereka hanya diberi dua tikar yang sudah rusak untuk tidur. Ruangan itu kemudian dikunci dari luar.
Pria asal Cianjur ini bekerja di pabrik itu atas ajakan seseorang yang dia kenal dari temannya. Dia diiming-imingi mendapat gaji Rp 600 ribu per bulannya.
Tindakan tidak manusiawi yang diberikan kepada para buruh di pabrik panci itu membuat sejumlah pekerja berusaha untuk melarikan diri, seperti Darmin. Ada yang berhasil dan ada yang tidak.
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Lies Sulistiani menyatakan pihaknya akan berupaya memulihkan trauma para korban serta memfasilitasi para korban untuk meminta ganti rugi kepada pelaku.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Timor Pradopo berjanji akan menindak tegas aparatnya yang turut terlibat dalam kasus perbudakan di Pabrik panci di Tangerang, Banten.
Praktek penyekapan dan perbudakan buruh di pabrik panci ini terkuak setelah dua buruh di pabrik itu berhasil melarikan diri dan melapor ke pos polisi setempat serta mengadu ke Komnas HAM dan Kontras Jakarta.
Padahal sudah sangat jelas tertera di Pancasila "Kemanusiaan yang adil dan beradab" dan "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" bagaimana bisa seseorang yang memiliki akal memperlakukan sesama manusia seperti itu. Inilah yang membuat saya prihatin, pada disaat negara kita susah semua rakyat Indonesia bersatu menjadi satu bangsa tanpa pandang bulu, membuat kita menjadi kuat dan solid. Namun ketika Negara kita bebas dan menjadi satu bagian utuh, kita malah cerai-terberai dan tidak memiliki rasa sosial antara sesamanya.
Lalu apa yang menyebabkan hal ini? Faktor perbedaan pendapat, perbedaan gaya hidup, perbedaan kelas sosial dan lain lain. Namun hal yang paling kuat adalah karena keegoisan manusia itu sendiri. Sayang, banyak manusia yang berpendidikan namun berperilaku bagai tak berakal :)
Bagaimana menyelesaikan masalah ini? Kita harus mengurangi adanya kesenjangan sosial yang ada dilingkungan masyarakat kita, meningkatkan rasa peka antar sesama, adanya hukum untuk melindungi kaum-kaum yang lemah, meningkatkan keadilan sosial yang ada di indonesia dan banyak lagi. Tapi semua ini tidak akan muncul secara tiba-tiba kalau kita sebagai individu yang memiliki perasaan dan akal memulai pergerakan-pergerakan ini. Bahkan hal kecil dapat berubah menjadi hal yang besar. Jadi kita sebagai mahasiswa yang pintar mulai dari sekarang harus saling memikirkan sesama dan tidak menjadi egois ;) mari kita menegakkan keadilan yang telah lama hilang di Indonesia!
Sumber :
http://dininurulrohmah.blogspot.com/2014/06/mengatasi-kesenjangan-sosial-miskin-dan_6035.html
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110307041946AATZxCS
http://www.voaindonesia.com/content/korban-perbudakan-di-pabrik-panci-tangerang-alami-trauma/1657509.html
Comments
Post a Comment